Sabtu, 23 Juni 2012

Unsur-unsur di Alam

Unsur-unsur di alam lebih banyak berupa senyawa dibandingkan dalam keadaan bebas sesuai bentuk unsurnya. Unsur gas mulia terdapat dalam bentuk bebas dan unsur gas mulia ditemukan dalam bentuk senyawa alami di alam. Unsur-unsur gas mulia (helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon) termasuk dalam 90 jenis unsur yang terdapat di alam, sedangkan sisanya merupakan unsur buatan seperti plutonium dan amerisium. Beberapa unsur logam dapat ditemukan dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa seperti emas, perak, platina, dan tembaga. Unsur nonlogam juga ada yang dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa seperti oksigen, belerang, nitrogen, dan karbon. Unsur atau senyawa yang banyak terdapat dalam bahanbahan alam disebut mineral. Mineral diolah untuk diambil unsurnya, sehingga dapat digunakan dalam kehidupan seharihari. Tidak semua mineral dilakukan pengolahan, tergantung besarnya kandungan unsur di dalamnya dan tingkat kesukaran proses pengolahannya. Dewasa ini orang lebih memilih mendaur ulang aluminium bekas daripada mengambil dari bijihnya karena biayanya lebih murah.
Tabel 1 : Kelimpahan Unsur Di Alam

1. Komposisi alkali dalam kerak bumi
Logam alkali termasuk logam yang sangat reaktif. Di alam tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan dalam keadaan terikat dalam bentuk senyawaUnsur yang paling banyak adalah Na dan K. Kedua
unsur ini banyak terdapat dalam air laut dalam bentuk senyawa NaCl dan KCl.
2. Unsur-unsur alkali tanah tidak terdapat bebas di alam, tetapi terdapat dalam bentuk senyawanya
a. Berilium terdapat dalam bijih beril (Be3Al2(SiO3)6).
b. Magnesium sebagai dolomit (MgCO3.CaCO3), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O).
c. Kalsium sebagai CaCO3 pada batu kapur dan pualam, batu tahu/gipsum (CaSO4.2H2O).
d. Stronsium sebagai stronsianit (SrCO3) dan galestin (SrSO4).
e. Barium sebagai bijih barit (BaSO4).
3. Unsur-unsur periode ketiga di alam


4. Unsur-unsur transisi periode keempat di alam
Di alam unsur-unsur transisi periode keempat terdapat dalam senyawa/mineral berupa oksida, sulfida, atau karbonat. Berikut ini tabel beberapa mineral terpenting dari unsur-unsur transisi periode keempat.

Selasa, 19 Juni 2012

Materi Biloks

BILANGAN OKSIDASI DAN REDOKS

OKSIDASI
REDUKSI
Penggabungan Oksigen (O di pereaksi)
C + O2 –> CO2
Pengurangan/pelepasan Oksigen (O di hasil reaksi)
CO2 –> C + O2
Pelepasan Elektron (e di hasil reaksi)
Na –> Na+ + e-
Penangkapan/penggagungan elektron (e di pereaksi)
Cl2 + 2e- –> 2Cl-
Kenaikan Bilangan Oksidasi
Penurunan Bilangan Oksidasi

Mol elektron yang menyertai reaksi = Perub.Biloks x jumlah atom
 OKSIDATOR
  • Zat yang mengalami reduksi
  • Lebih mudah menangkap elektron
REDUKTOR
  • Zat yang mengalami oksidasi
  • Lebih mudah melepas elektron
  
ATURAN BILOKS (CARA MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI)
  1. Bilangan oksidasi unsur bebas (monoatomik, diatomik, atau poliatomik) sama dengan 0 (nol). Misalnya : bilangan oksidasi Na, Mg, Fe, O, Cl2, H2, P4 dan S8 = 0
  2. Bilangan oksidasi unsur H dalam senyawa = +1, kecuali pada senyawa hidrida =  –1 (misalnya : NaH)
  3. Bilangan oksidasi unsur O dalam senywa = –2, kecuali pada senyawa peroksida = –1  (misalnya : Na2O2, H2O2, BaO2), dan pada senyawa oksifluorida (OF2) = +2
  4. Bilangan oksidasi unsur logam dalam senyawa selalu positif dan nilainya sama dengan valensi logam tersebut. ( Misalnya : Biloks logam gol.IA= +1, gol.IIA=+2, gol.IIIA=+3)
  5. Bilangan oksidasi unsur golongan VIIA dalam senyawa = –1
  6. Bilangan oksidasi unsur dalam bentuk ion tunggal sama dengan muatannya. (Misalnya Biloks Na pada Na+= +1, Cl pada Cl-=–1, Mg pada Mg2+=+2)
  7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa sama dengan 0 (nol), Misalnya :
Biloks S pada H2SO4 ditentukan dengan cara :
                                                                    H2SO4        = 0
                        ( 2 x biloks H) + S + (4 x biloks O)        = 0
                                       ( 2 X 1) + S + (4 X (-2) )        = 0
                                                                2 + S – 8        = 0
                                                                            S        = 8 – 2
                                                                            S        = +6
  1. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion poliatom sama dengan muatannya. Misalnya :
Biloks Cr pada Cr2O72-
                                                                 Cr2O72-    =    –2
                                           Cr2 + ( 7 x biloks O )    =    –2
                                                  Cr2 + ( 7 x (-2) )    =    –2
                                                               Cr2 – 14    =    –2
                                                                      Cr2    =    14 – 2
                                                                        Cr    =    12 / 2
                                                                        Cr    = +6

Rabu, 06 Juni 2012

Gugus fungsional

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip.
Berikut adalah daftar gugus fungsional yang sering dijumpai. Di dalam penulisan rumus, simbol R dan R' selalu menyatakan ikatan hidrogen atau rantai hidrokarbon, atau suatu gugus atom.
Kelas kimiawi Gugus Rumus Rumus struktural Awalan Akhiran Contoh
Asil halida Haloformil RCOX Asil halida haloformil- -oil halida Acetyl chloride
Asetil klorida
(Etanoil klorida)
Alkohol Hidroksil ROH Hidroksil hidroksi- -ol metanol
Metanol
Aldehida Aldehida RCHO Aldehida okso- -al acetaldehyde
Asetaldehida
(Etanal)
Alkana Alkil RH Alkil alkil- -ana metana
Metana
Alkena Alkenil R2C=CR2 Alkena alkenil- -ena ethylene
Etilena
(Etena)
Alkuna Alkinil RC≡CR' Alkuna alkinil- -una acetylene
Asetiluna
(Etuna)
Amida Karboksamida RCONR2 Amida karboksamido- -amida acetamide
Asetamida
(Etanamida)
Amina Amina primer RNH2 Amina primer amino- -amina methylamine
Metilamina
(Metanamina)
Amina sekunder R2NH Amina sekunder amino- -amina dimetilamina
Dimetilamina
Amina tersier R3N Amina tersier amino- -amina trimetilamina
Trimetilamina
Ion amonium 4° R4N+ Kation amonium kuater amonio- -amonium Kolin
Kolin
Senyawa azo Azo
(Diimida)
RN2R' Azo.pngl azo- -diazene Metil oranye
Metil oranye
(asam p-dimetilamino-azobenzenasulfonat)
Turunan toluen Benzil RCH2C6H5
RBn
Benzil benzil- 1-(substituen)toluen Benzil bromida
Benzil bromida
(1-Bromotoluen)
Karbonat Ester karbonat ROCOOR Karbonat
alkil karbonat
Karbosilat Karbosilat RCOO Karbosilat
Karbosilat
karboksi- -oat Natrium asetat
Natrium asetat
(Natrium etanoat)
Asam karboksilat Karboksil RCOOH Asam karboksilat karboksi- asam -oat Asam asetat
Asam asetat
(Asam etanoat atau asam cuka)
Sianat Sianat ROCN Sianat sianato- alkil sianat
Tiosianat RSCN Tiosianat tiosianato- alkil tiosianat
Eter Eter ROR' Eter alkoksi- alkil alkil eter Dietil eter
Dietil eter
(Etoksi etana)
Ester Ester RCOOR' Ester
alkil alkanoat Etil butirat
Etil butirat
(Etil butanoat)
Haloalkana Halo RX Gugus halida halo- alkil halida Kloroetana
Kloroetana
(Etil klorida)
Hidroperoksida Hidroperoksi ROOH Hidroperoksi hidroperoksi- alkil hidroperoksida Metil etil keton peroksida
Metil etil keton peroksida
Imina Ketimina primer RC(=NH)R' Imina imino- -imina
Ketimina sekunder RC(=NR)R' Imina imino- -imina
Aldimina primer RC(=NH)H Imina imino- -imina
Aldimina sekunder RC(=NR')H Imina imino- -imina
Isosianida Isosianida RNC
isosiano- alkyl isosianida
Isosianat Isosianat RNCO Isosianat isosianato- alkil isosianat Metil isosianat
Metil isosianat
Isotiosianat RNCS Isotiosianat isotiosianato- alkyl isotiosianat Alil isotiosianat
Alil isotiosianat
Keton Keton RCOR' Keton keto-, okso- -on Butanon
Metil etil keton
(Butanon)
Nitrat Nitrat RONO2 Nitrat nitrooksi-, nitroksi- alkil nitrat
Amil nitrat
Amil nitrat
(1-nitrooksipentana)
Nitril Nitril RCN Nitril siano- alkananitril
alkil sianida
Benzonitril
Benzonitril
(Fenil sianida)
Nitrit Nitrit RONO Nitrit
Nitrit
nitrosooksi- alkil nitrit
Amyl nitrit
Amil nitrit
(3-metil-1-nitrosooksibutana)
Senyawa nitro Nitro RNO2 Nitro nitro-   Nitrometana
Nitrometana
Senyawa nitroso Nitroso RNO Nitroso nitroso-   Nitrosobenzena
Nitrosobenzena
Peroksida Peroksi ROOR Peroksi peroksi- alkil peroksida Di-tert-butil peroksida
Di-tert-butil peroksida
Turunan benzena Fenil RC6H5 Fenil fenil- -benzena Kumen
Kumen
(2-fenilpropana)
Fosfina Fosfino R3P Fosfina tersier fosfino- -fosfana Metilpropilfosfana
Metilpropilfosfana
Fosfodiester Fosfat HOPO(OR)2 Fosofodiester asam fosforat di(substituen) ester di(substituen) hidrogenfosfat DNA
Asam fosfonat Fosfono RP(=O)(OH)2 Gugus fosfono fosfono- asam substituen fosfonat Asam benzilfosfonat
Asam benzilfosfonat
Fosfat Fosfat ROP(=O)(OH)2 Gugus fosfat fosfo-
Gliselardehida 3-fosfat
Gliseraldehida 3-fosfat
Turunan piridin Piridil RC5H4N gugus 4-piridil
gugus 3-piridil
gugus 2-piridil
4-piridil
(piridin-4-yl)

3-piridil
(piridin-3-yl)

2-piridil
(piridin-2-yl)
-piridin Nikotin
Nikotin
Sulfida
RSR' Gugus sulfida
di(substituen) sulfida Dimetil sulfida
Dimetil sulfida
Sulfona Sulfonil RSO2R' Gugus sulfonil sulfonil- di(substituent) sulfona Dimetil sulfona
Dimetil sulfona
(Metilsulfonilmetana)
Asam sulfonat Sulfo RSO3H Gugus sulfonil sulfo- asam substituen sulfonat Asam benzensulfonat
Asam benzensulfonat
Sulfoksida Sulfinil RSOR' Gugus sulfinil sulfinil- di(substituen) sulfoksida Difenil sulfoksida
Difenil sulfoksida
Tiol Sulfhidril RSH Sulfhidril merkapto-, sulfanil- -tiol Etanatiol
Etanatiol
(Etil merkaptan)

http://id.wikipedia.org/wiki/Gugus_fungsional